Saat ini, penerbangan perintis di
beberapa wilayah Nusantara seperti Papua masih menggunakan
pesawat-pesawat produksi lama, seperti Twin Otter. Beberapa unit yang
ada telah tidak layak pakai sehingga diperlukan pesawat yang lebih
modern.
Karenanya, sejak tahun 2006, PT
Dirgantara Indonesia mengembangkan pesawat N219 berkapasitas 19 orang
untuk menggantikan peran pesawat perintis yang ada sekarang. Saat ini,
uji aerodinamika pesawat tersebut telah dituntaskan.
“Pengembangan pesawat jenis ini biasanya
memakan waktu 3 tahun. Namun, kita mungkin akan selesaikan 2-2,5
tahun,” kata Andi Alisjahbana, Direktur Aerostruktur PT Dirgantara
Indonesia. Jadi, tahun 2013, pesawat mungkin sudah bisa diluncurkan.
Agar tidak mengalami kegagalan seperti
pesawat CN 250, pihak PTDI akan memproduksi pesawat berdasarkan order.
“Kami akan buat 25 unit dulu nantinya. Kami akan mengupayakan seluruhnya
terjual dahulu,” kata Andi. Pembuatan sejumlah unit memerlukan dana
sekitar Rp 1 triliun. Jumlah ini menurut Andi cukup minim untuk membuat
pesawat. Ia menargetkan, sejumlah pesawat akan dibeli oleh pemerintah
daerah.
Andi juga mengatakan, spesifikasi
pesawat N219 dirancang sesuai dengan kondisi geografis Indonesia.
Pesawat ini mampu mendarat di landasan yang pendek sehingga bisa
diaplikasikan di wilayah terpencil dengan lahan terbatas. “Pesawat ini
juga dirancang bisa membawa bahan bakar tambahan. Kita menyadari bahwa
tidak setiap daerah memiliki tempat pengisian bahan bakar,” demikian
Andi mengungkapkan kelebihan pesawat N219.
Sementara itu, Budi Santoso selaku
Direktur Utama PT Dirgantara Indonesia mengatakan bahwa pengembangan
pesawat ini didasarkan pada karakteristik geografis Indonesia. “Kondisi
geografis kita berbeda dengan negara lain. Kita harus punya solusi
sendiri,” katanya. Bagi Budi, pengembangan pesawat kecil yang mampu
menjangkau wilayah terpencil sangat pas. “Banyak wilayah Indonesia yang
tak mudah dijangkau dengan transportasi darat. Pesawat perintis bisa
menjadi solusi,” paparnya.
Pesawat N219 memiliki potensi besar
untuk dipasarkan ke daerah-daerah seperti Sumatera dan Papua. Pesawat
ini juga ditargetkan bisa dipasarkan ke negara lain yang masih
membutuhkan, misalnya negara-negara di Afrika.
0 komentar:
Posting Komentar