Senjata SS2 V5C Kopassus Produk Pindad
Ribuan senjata serbu SS2 V5C pesanan Kopassus sedang diproduksi oleh PT Pindad. Untuk tahap awal, Kopassus akan mendapatkan 1000 pucuk SS2 V5K dalam waktu dekat.
Sementara pasukan Brimob memesan vari
Ribuan senjata serbu SS2 V5C pesanan Kopassus sedang diproduksi oleh PT Pindad. Untuk tahap awal, Kopassus akan mendapatkan 1000 pucuk SS2 V5K dalam waktu dekat.
Sementara pasukan Brimob memesan vari
an SS2 V5A1.
Pasukan TNI telah menggunakan SS2 V1 sejak tahun 2005, namun SS2 V5 pertama kali ditampilkan pada tahun 2008. Sementara varian SS2 V5 Commando dan SS2 V5AI, baru diproduksi tahun 2012.
Senjata SS2 V5 muncul untuk menanggapi keluhan terhadap senjata SS2 V2 dan V4 selama ini.
Coba kita dengarkan pengakuan seseorang yang pernah menembakkan SS2 V2:
“Kelemahan: Posisi pisir agak tinggi dan tidak ditunjang dengan cheekpiece yang baik. Saat membidik bukan tulang pipi yang nempel di cheekpiece popor, tapi lebih ke arah dagu sehingga kurang nyaman.
“Larasnya terlalu panjang, sama dengan M16. Untuk perang di hutan mungkin cocok, tetapi untuk perang kota bisa merepotkan pergerakan, meski popor bisa dilipat”.
“Handgrip masih berbentuk turbular. Ada baiknya diganti dengan Picanntiny rail (MIL-STD-1913 rail, STANAG 2324 rail atau simply “Tactical Rail).
Beberapa pakar teknologi senjata menilai jarak ketinggian antara popor dengan rear sight terlalu besar. Rear sight popor terlalu tinggi terhadap buttstock, membuat petembak bisa/terpaksa kehilangan a good cheek weld demi mendapatkan sight picture.
Sight differentialsenjata SS2 dianggap menyalahi salah satu hukum Basic Rifle Marksmanship, bahwa rifle shooting ditentukan oleh: support arm, shooting arm, shoulder, and cheek weld.
Senjata SS2 memiliki recoil yang lebih besar daripada SS1. Untuk single shot tidak terlalu berpengaruh terhadap akurasi. Tapi jika menggunakan rapid fire, recoil yang lebih besar akan memperpanjang waktu target reacquisition sehingga akurasi akan merosot.
Dari koreksi semacam itu, muncullah varian SS2 V5. senjata SS2 V5 didisain oleh PT Pindad untuk memenuhi kebutuhan senjata perang kota. Ukurannya lebih pendek, lebih ringan, nyaman dipakai, tahan terhadap kelembaban tinggi dan lebih akurat setelah mengoreksi sustain rate of fire.
SS2 V5 memiliki panjang laras 252mm. Bandingkan dengan SS2 V1 = 460mm, SS2 V2 = 403mm dan SS2 V4- 460mm. Dengan laras yang lebih pendek tersebut, membuat SS2 V5 juga memiliki panjang senapan paling pendek diantara seluruh varian SS2 yang rata rata memiliki panjang 920- 990mm. Sementara SS2 V5 hanya 770mm.
SS2 V5 memiliki popor senjata extended, penambahan picatinny rail yang memudahkan telescope keluar-masuk, telescope lebih akurat dan front handle yang memudahkan pengoperasian senjata.
SS2-V5 memiliki tiga model fire mode: otomatis, single shot dan machine. Pindad mengaku telah mengujinya diberbagai medan sesuai standar TNI baik air sungai, rawa dan laut dan kekuatan karet.
Beginilah enaknya jika pasukan militer menggunakan senjata produksi negeri sendiri. Unit unit militer bisa memesan jenis senjata berdasarkan varian yang mereka inginkan. Kopassus memesan SS2 V5 Commando dan Brimob SS2 V5AI. Pasukan mana lagi yang menyusul ?.
Evolusi SS2
Dengan mengusung SS2 4 HB V and G2 Pistol Combat Indonesia juara umum lomba menembak militer internasional AASAM- Australia 2012. Bahkan Indonesia telah 5 kali juara umum AASAM, dengan mengusung berbagai varian senjata SS2.
Tidak seperti SS-1 yang dibuat berdasarkan lisensi FN FNC Belgia, SS-2 murni dirancang oleh teknisi Pindad. Itu sebabnya, bentuk SS-2 banyak mengalami perubahan.
SS-1 masih menggunakan baja tempa sebagai bahan baku utama, sehingga berat paling ringan 3,75 kilogram untuk varian SS-1V5. Sementara dengan menggunakan bahan alumunium, berat SS-2 menjadi 3,4 kilogram. Bahkan varian SS2 V5, lebih ringan lagi 3,2 Kg.
SS2 V5 Commando
Pisir SS-1 hanya dapat disetel pada posisi 250 meter dan 400 meter. Sedangan pisir SS-2 dapat disesuaikan untuk jarak: 100, 200, 300 meter dan seterusnya. Hal ini berguna guna mempermudah petembak membidik target. Amunisi SS-2 masih tetap menggunakan kaliber 5,56 milimeter standar NATO.
SS-2 dilengkapi ball stoper. Ketika peluru habis ditembakan, petembak tidak perlu mengokang kembali senjata untuk pengisian magazin.
Jarak jangkauan tembak SS-2 V1 mencapai 400- 500 meter dan dilengkapi teleskop Trijikon atau Close Quarter/Tactical CQT. Senjata SS-2 dapat dipasang: teropong malam, bayonet, silencer dan pelontar granat kaliber 40 milimeter. Popornya dapat dilipat, sehingga mudah untuk dibawa oleh prajurit di lapangan. Senapan serbu SS 2 diklaim dapat beroperasi diberbagai medan tanpa khawatir macet ketika digunakan.
Sejak diproduksi 2005, Pindad telah membuat beberapa varian, yakni: SS-2 V1, SS-2 V1 Heavy Barrel (HB), SS-2 V2 versi karabin (750 peluru/menit), SS-2 V4 sniper rifle, SS-2 V4 HB dan SS-2 V5 subcompact. Pada tahun 2006, TNI-AD membeli 10.000 pucuk senapan SS2. Senjata SS-2 ini baru digunakan oleh TNI. Sementara SS-1 telah dipakai beberapa negara Afrika dan Amerika Selatan, Filiphina dan Thailand.
Departemen Pertahanan Malaysia sempat tertarik dengan senjata SS2. Namun pemerintah Malaysia harus berpikir untuk mengeksekusinya, karena bisa memunculkan tekanan politik di dalam negeri.
Pembelian panser Anoa oleh Malaysia sempat memunculkan gejolak di masyarakat Malaysia. Pemerintah Malaysia berdalih, pembelian itu hanya untuk pasukan mereka di Lebanon, bukan untuk penggunaan di Malaysia.
Pasukan TNI telah menggunakan SS2 V1 sejak tahun 2005, namun SS2 V5 pertama kali ditampilkan pada tahun 2008. Sementara varian SS2 V5 Commando dan SS2 V5AI, baru diproduksi tahun 2012.
Senjata SS2 V5 muncul untuk menanggapi keluhan terhadap senjata SS2 V2 dan V4 selama ini.
Coba kita dengarkan pengakuan seseorang yang pernah menembakkan SS2 V2:
“Kelemahan: Posisi pisir agak tinggi dan tidak ditunjang dengan cheekpiece yang baik. Saat membidik bukan tulang pipi yang nempel di cheekpiece popor, tapi lebih ke arah dagu sehingga kurang nyaman.
“Larasnya terlalu panjang, sama dengan M16. Untuk perang di hutan mungkin cocok, tetapi untuk perang kota bisa merepotkan pergerakan, meski popor bisa dilipat”.
“Handgrip masih berbentuk turbular. Ada baiknya diganti dengan Picanntiny rail (MIL-STD-1913 rail, STANAG 2324 rail atau simply “Tactical Rail).
Beberapa pakar teknologi senjata menilai jarak ketinggian antara popor dengan rear sight terlalu besar. Rear sight popor terlalu tinggi terhadap buttstock, membuat petembak bisa/terpaksa kehilangan a good cheek weld demi mendapatkan sight picture.
Sight differentialsenjata SS2 dianggap menyalahi salah satu hukum Basic Rifle Marksmanship, bahwa rifle shooting ditentukan oleh: support arm, shooting arm, shoulder, and cheek weld.
Senjata SS2 memiliki recoil yang lebih besar daripada SS1. Untuk single shot tidak terlalu berpengaruh terhadap akurasi. Tapi jika menggunakan rapid fire, recoil yang lebih besar akan memperpanjang waktu target reacquisition sehingga akurasi akan merosot.
Dari koreksi semacam itu, muncullah varian SS2 V5. senjata SS2 V5 didisain oleh PT Pindad untuk memenuhi kebutuhan senjata perang kota. Ukurannya lebih pendek, lebih ringan, nyaman dipakai, tahan terhadap kelembaban tinggi dan lebih akurat setelah mengoreksi sustain rate of fire.
SS2 V5 memiliki panjang laras 252mm. Bandingkan dengan SS2 V1 = 460mm, SS2 V2 = 403mm dan SS2 V4- 460mm. Dengan laras yang lebih pendek tersebut, membuat SS2 V5 juga memiliki panjang senapan paling pendek diantara seluruh varian SS2 yang rata rata memiliki panjang 920- 990mm. Sementara SS2 V5 hanya 770mm.
SS2 V5 memiliki popor senjata extended, penambahan picatinny rail yang memudahkan telescope keluar-masuk, telescope lebih akurat dan front handle yang memudahkan pengoperasian senjata.
SS2-V5 memiliki tiga model fire mode: otomatis, single shot dan machine. Pindad mengaku telah mengujinya diberbagai medan sesuai standar TNI baik air sungai, rawa dan laut dan kekuatan karet.
Beginilah enaknya jika pasukan militer menggunakan senjata produksi negeri sendiri. Unit unit militer bisa memesan jenis senjata berdasarkan varian yang mereka inginkan. Kopassus memesan SS2 V5 Commando dan Brimob SS2 V5AI. Pasukan mana lagi yang menyusul ?.
Evolusi SS2
Dengan mengusung SS2 4 HB V and G2 Pistol Combat Indonesia juara umum lomba menembak militer internasional AASAM- Australia 2012. Bahkan Indonesia telah 5 kali juara umum AASAM, dengan mengusung berbagai varian senjata SS2.
Tidak seperti SS-1 yang dibuat berdasarkan lisensi FN FNC Belgia, SS-2 murni dirancang oleh teknisi Pindad. Itu sebabnya, bentuk SS-2 banyak mengalami perubahan.
SS-1 masih menggunakan baja tempa sebagai bahan baku utama, sehingga berat paling ringan 3,75 kilogram untuk varian SS-1V5. Sementara dengan menggunakan bahan alumunium, berat SS-2 menjadi 3,4 kilogram. Bahkan varian SS2 V5, lebih ringan lagi 3,2 Kg.
SS2 V5 Commando
Pisir SS-1 hanya dapat disetel pada posisi 250 meter dan 400 meter. Sedangan pisir SS-2 dapat disesuaikan untuk jarak: 100, 200, 300 meter dan seterusnya. Hal ini berguna guna mempermudah petembak membidik target. Amunisi SS-2 masih tetap menggunakan kaliber 5,56 milimeter standar NATO.
SS-2 dilengkapi ball stoper. Ketika peluru habis ditembakan, petembak tidak perlu mengokang kembali senjata untuk pengisian magazin.
Jarak jangkauan tembak SS-2 V1 mencapai 400- 500 meter dan dilengkapi teleskop Trijikon atau Close Quarter/Tactical CQT. Senjata SS-2 dapat dipasang: teropong malam, bayonet, silencer dan pelontar granat kaliber 40 milimeter. Popornya dapat dilipat, sehingga mudah untuk dibawa oleh prajurit di lapangan. Senapan serbu SS 2 diklaim dapat beroperasi diberbagai medan tanpa khawatir macet ketika digunakan.
Sejak diproduksi 2005, Pindad telah membuat beberapa varian, yakni: SS-2 V1, SS-2 V1 Heavy Barrel (HB), SS-2 V2 versi karabin (750 peluru/menit), SS-2 V4 sniper rifle, SS-2 V4 HB dan SS-2 V5 subcompact. Pada tahun 2006, TNI-AD membeli 10.000 pucuk senapan SS2. Senjata SS-2 ini baru digunakan oleh TNI. Sementara SS-1 telah dipakai beberapa negara Afrika dan Amerika Selatan, Filiphina dan Thailand.
Departemen Pertahanan Malaysia sempat tertarik dengan senjata SS2. Namun pemerintah Malaysia harus berpikir untuk mengeksekusinya, karena bisa memunculkan tekanan politik di dalam negeri.
Pembelian panser Anoa oleh Malaysia sempat memunculkan gejolak di masyarakat Malaysia. Pemerintah Malaysia berdalih, pembelian itu hanya untuk pasukan mereka di Lebanon, bukan untuk penggunaan di Malaysia.
0 komentar:
Posting Komentar