Jumat, 26 April 2013

10 Mitos Perang Irak

Posted by Tyo on 19.30



Haaaaaai Long Time No see ya.. Kini admin kembali dengan berita yang super Newss !! selamat membaca Keep Enjoy Guys ^_^

Satu dekade yang lalu pada bulan Maret 2003, 300.000 tentara asing, yang dipimpin oleh AS mulai melakukan invasi ke Irak. Suatu dekade pendudukan masih tetap terjadi. Sementara banyak kebohongan yang dikarang dan saat ini telah menghilang dan terlupakan, dan dengan maksud membenarkan invasi, kebohongan itu hanya diganti dengan pembenaran lainnya. Oleh karena itu pada peringatan invasi Irak yang ke-10 tahun, kami menyoroti 10 mitos itu:

1. Tujuan invasi adalah untuk menyebarkan demokrasi
Alasan Amerika untuk melakukan invasinya kini terbukti sebagai segudang kebohongan. Amerika terus mengubah alasan invasinya ke Irak, dari mulai hak moral untuk menjatuhkan Saddam Hussein yang dituduh memiliki senjata pemusnah massal hingga alasan bahwa umat Islam Irak ingin dibebaskan. Alasan sebenarnya dari Barat dan sekutunya untuk berperang pada tahun 2003 telah gamblang dijelaskan dalam laporan tahun 2001 tentang “keamanan energi” – suatu komisi yang ditugaskan oleh AS kepada Wapres Dick Cheney pada waktu itu, yang memperingatkan bahwa Irak akan menimbulkan risiko keamanan bagi pasokan energi global . Noam Chomsky, yang dianggap intelektual terkemuka dunia merangkum agenda Amerika itu: “Ambilah contoh invasi Amerika ke Irak, misalnya. Bagi semua orang kecuali seorang ideolog, cukup jelas bahwa kita menyerang Irak bukan karena cinta kita terhadap demokrasi tapi karena mungkin Negara itu adalah sumber minyak kedua atau ketiga terbesar di dunia, dan tepat berada di tengah-tengah wilayah penghasil energi utama. Namun, anda seharusnya tidak mengatakan ini. Ini akan dianggap sebagai teori konspirasi. ”

2. Campur tangan Barat di Irak adalah untuk menyingkirkan Tiran Saddam Hussein
George W Bush dan Tony Blair terus menyatakan bahwa mereka berperang di Irak untuk membebaskan dunia dari seorang diktator brutal yang merupakan ancaman bagi perdamaian, stabilitas, dan demokrasi regional. Keduanya telah secara teratur menyebutkan penggunaan gas kimia terhadap penduduk Kurdi, dan Perang Iran-Irak pada tahun 80-an, sebagai contoh kebrutalan Saddam.

Menurut Project for a New American Century document yang disahkan oleh para pejabat pemerintahan Bush senior tahun 1997, disebutkan, “Sementara konflik dengan Irak yang tidak terselesaikan memberikan pembenaran langsung” bagi AS “untuk memainkan peran yang lebih permanen bagi keamanan regional Teluk, “” perlunya kehadiran kekuatan besar Amerika di Teluk melebihi isu atas rezim Saddam Hussein. ”

Jadi senjata pemusnah massal Saddam itu bukanlah masalah yang sebenarnya- dan bukan pula Saddam itu sendiri.

3. Invasi dibenarkan karena proses parlemen yang sah telah dilalui
Kenyataannya adalah keputusan untuk berperang dibuat bersama oleh para pejabat Amerika dan pejabat senior Inggris sebelum setiap proses demokrasi dilakukan, di balik pintu tertutup, dan yang tidak mempedulikan bukti-bukti atau hukum internasional. Hal ini telah dipaparkan dalam berbagai dokumen resmi yang dinyatakan terbuka untuk umum.

Suatu pilihan kebijakan yang bocor yang disusun oleh para pejabat Kantor Kabinet Sekretariat Luar Negeri dan Pertahanan (tanggal 8 Maret 2002), tercatat bahwa: “Satu-satunya cara untuk menjatuhkan Saddam adalah dengan menyerang dan memaksakan suatu pemerintahan baru … [Tanpa ada dasar hukum] yang ada saat ini. Hal ini membuat gerak cepat untuk menyerang akan sangat sulit secara hukum. Oleh karena itu, kita harus mempertimbangkan pendekatan yang bertahap. ”

Nota pertemuan pada tanggal 23 Juli 2002 antara para anggota kunci kabinet, Perdana Menteri dan Kepala MI6 dan JIC, yang dikenal dengan nama Downing Street memo- menyimpulkan untuk mendesak mereka yang hadir pada pertemuan itu untuk “bekerja dengan asumsi bahwa Inggris akan mengambil bagian dalam aksi militer. ”

Bukti bahwa sistem intelijen dipolitisasi, dan diambil keuntungan untuk membenarkan invasi kini menjadi semakin jelas. Penentangan terhadap perang menyebabkan para elit politik baik di Amerika maupun di Irak memanipulasi sistem masing-masing agar bekerja untuk tujuan mereka sendiri. Persetujuan parlemen tidak membuat kejahatan itu menjadi benar, terlepas dari berapa banyak orang yang ikut voting.

4. Perang bukan kebohongan, yang salah adalah pihak intelijen
Invasi atas Irak dilakukan atas dasar kebohongan mengenai senjata pemusnah missal (WMD) Saddam. Mereka membuat klaim palsu yang telah diumumkan oleh para pejabat Amerika dan pejabar senior Inggris untuk memanipulasi opini publik, agar bisa berperang, dan terlepas dari apakah WMD itu benar-benar ada.

Di antara pihak intelejen bagi sekutu adalah kesaksian pembelot Jenderal Hussein Kamel, menantu Saddam dan Kepala Program WMD Irak. Dia memberikan berpeti-peti dokumen bagi inspektur senjata PBB, serta kesaksian para pejabat mengenai sifat yang tepat dari program WMD bahwa Saddam telah memulai pada tahun sebelumnya. Dia bahkan dikutip oleh para pejabat senior sebagai seorang saksi kunci atas ancaman yang ditimbulkan oleh WMD milik Saddam itu. Apa yang para pejabat itu dihilangkan untuk menyebutkankan adalah bahwa Jenderal Kamel juga mengkonfirmasi bagi Inspektur PBB pada tahun 1995 bahwa Irak telah menghancurkan seluruh persediaan nuklir, senjata kimia dan biologi, dan rudal-rudal yang dilarang, pada tahun 1991, tak lama sebelum terjadinya Perang Teluk – persis sebagaimana yang dikatakan oleh Saddam.

Para perwira intelijen senior di MI6 dan CIA telah menegaskan bahwa intelijen sengaja dipolitisir untuk mendukung “kesimpulan yang berlawanan dari apa yang mereka telah buat.”: “Anda tidak bisa hanya memetik ‘buah cheri’ yang sesuai dengan kasus Anda dan mengabaikan yang lain. Ini adalah aturan utama pihak intelijen. Namun itulah yang dilakukan oleh Perdana Menteri. ” Seorang pejabat CIA sependapat dengan hal itu:”. Kami telah sampai kepada posisi nol, di mana presiden menolak untuk mengutip rincian dari intelijen sebagai sumber, ke titik dimana sekarang di mana materi secara resmi dikaitkan dengan badan-badan ini. ”

5. Irak akan menjadi tempat yang lebih baik setelah invasi
Pemerintahan Bush berencana dari awal untuk mendominasi Irak dengan melakukan pemecahan de facto berdasarkan etnik negara menjadi tiga wilayah otonom, wilayah etnis yang terbagi masing-masing untuk Sunni, Kurdi dan Syiah. Pembagian ini merupakan inti dari kekerasan saat ini dan perpecahan yang melanda negara itu. Majelis parlemen dan legislatif demokrasi Amerika yang didirikan Amerika di Irak merubah Negara itu menjadi negara faksi dengan pertikaian faksi yang permanen. Pemilu Irak yang pada tahun 2005 melembagakan perbedaan sektarian dan etnis tersebut.

6. Munculnya penambahan pasukan berakhir dengan pemberontakan
Itu bukan penambahan pasukan yang mengakhiri kekerasan namun Amerika menyertakan baik Iran maupun Turki. Iran memulai Dewan Islam Irak (ISCI), suatu kelompok yang dibuat di Teheran dengan dukungan penuh pada tahun 1982. Abdel Aziz al-Hakim adalah pemimpin tertingginya sampai kematiannya pada tahun 2009, yang mengumpulkan faksi-faksi Syiah utama untuk mengambil bagian dalam pemerintah Irak bentukan AS, dimana AS meninggalkan dengan pemberontakan yang terjadi di sekitar Baghdad hanya karena persaingan. Turki memainkan peran sentral dalam memastikan arsitektur bentukan AS secara bersama-sama. Turki membawa kelompok-kelompok yang berbeda itu bersama-sama untuk membentuk pemerintahan dalam pemilu yang berlangsung. Sebagaimana yang dikatakan seorang analis: “Turki telah lama memfasilitasi stabilitas politik di Irak dan setelahnya Ankara akan memainkan peran yang lebih penting dalam proses politik di Irak karena peran Ankara dalam politik Irak menyeimbangkan dampak Iran di Irak.”

7. Pasukan Sekutu sangat berhati-hati dalam penggunaan amunisi presisi tinggi untuk menghindari kematian massal

AS dan sekutunya melakukan kehancuran total atas infrastruktur sipil Irak, baik dilakukan dengan menggunakan rudal dengan presisi tinggi maupun tidak yang menyebabkan angka kematian yang tidak terhitung. Bekas-bekas pembantaian, pengeboman bus-bus, rumah-rumah yang dihancur leburkan, pasar-pasar yang dibakar, infrastruktur sipil yang diratakan dengan tanah dan lingkungan yang dibom masih ada di Irak hingga hari ini

Penelitian epidemiologi yang paling ketat dari korban tewas penduduk sipil Irak dipublikasikan dalam review jurnal medis terkemuka Inggris Lancet, yang dilakukan oleh John Hopkins University Bloomberg School of Public Health. Diperkirakan ada 655.000 lebih banyak penduduk sipil Irak yang mati akibat perang, dengan menggunakan metode statistik standar yang banyak digunakan dalam komunitas ilmiah.

8. Dua pemilu parlemen yang dilakukan adalah untuk membela Barat
Ketegangan di Irak saat ini telah berkembang sejak pemilu 2010 di mana aliansi sektarian dan perpecahan merupakan hasil utamanya. Sementara Gerakan Nasional Irak, yang dipimpin oleh mantan Perdana Menteri Ayad Allawi, meraih kursi terbanyak namun mereka tidak dapat membentuk pemerintahan koalisi. Aliansi Hukum Negara, yang dipimpin oleh Perdana Menteri Nouri al-Maliki dan Aliansi Nasional Irak, terdiri dari sebagian besar kelompok pro-Iran yang dibentuk pemerintah. etno-sektarian dengan perbedaan yang begitu kuat untuk bisa mengatasi pemerintah yang terpecah untuk mengambil kepemimpinan Irak selama 8 bulan. Sejak saat itu, al-Maliki telah mengumpulkan lebih banyak kekuatan. Dia menunjuk orang-orang terdekatnya dalam kementrian perminyakan dan militer dan intelijen. Untuk lebih memperkuat kekuasaannya, al-Maliki mulai menghilangkan saingan potensialnya. Pada bulan Desember 2011, al-Maliki dilaporkan melarang Wakil Sunni Salehal-Mutlaq dari pertemuan Kabinet dan mengeluarkan surat perintah penangkapan bagi Wakil Presiden Tariq al-Hashimi, keduanya adalah adalah anggota yang didukung oleh al-Iraqiya. Konsolidasi kekuasaan Al-Maliki mengarah kepada semua faksi milisi untuk memanfaatkan mereka agar mendapatkan pengaruh atas pemerintah pusat, yang semuanya akan digunakan untuk memperkaya faksi mereka sendiri.

9. Tanpa sektarianisme intervensi asing akan menghancurkan negara.
AS telah menggantikan sistem brutal di Irak, yang dipimpin oleh seorang diktator yang telah disokong oleh AS begitu lama, dengan suatu sistem yang korup yang mengakui rincian etnis dan sektarian di Irak. Hal ini telah membuat Irak terpecah selamanya dan terus berebut kekuasaan politik dan telah menunjukkan bahwa demokrasi telah menciptakan lahan subur bagi politik yang terpolarisasi dan bukan politik diktator. Demokrasi tidak memecahkan masalah nasionalisme, kesukuan atau sektarianisme, namun pada kenyataannya mengakui korupsi tersebut dan menggabungkan semuanya menjadi sebuah sistem politik parlementer yang memungkinkan berbagai faksi untuk melawan dan menjadi joki bagi kepentingan kecil mereka. Ini berarti dalam jangka panjang, kekerasan akan terus terjadi sebagai sarana untuk menyelesaikan perbedaan etnis.

10. Barat tetap berkomitmen bahwa Irak akan melanjutkan investasi
Sejumlah negara berpartisipasi agar Irak untuk mendapatkan keuntungan dari rampasan energi. Menteri Pertahanan Australia mengakui pada tahun 2007 bahwa mengamankan pasokan minyak merupakan faktor kunci di balik kehadiran pasukan Australia di Irak. Perusahaan Amerika dan Inggris memenangkan kontrak menguntungkan di awal atas minyak dan gas, dalam upaya untuk mengembangkan ladang minyak terbesar Irak. Namun, selain energi, investasi adalah hal dimana para pejabat paling Irak telah menyatakan kekecewaannya. Semua sektor ekonomi Irak perlu dibangun kembali, dari mulai perumahan dan industri hingga jasa telekomunikasi dan keuangan, dalam rangka mengembalikan layanan dasar bagi negara. Ada kemarahan yang berkembang bahwa elite penguasa yang mencuri atau menggelapkan uang Negara sebanyak $ 2 milyar (£ 1,3 milyar) dalam seminggu dari pendapatan minyak, menghabiskan dana bagi listrik, air, perawatan kesehatan, perumahan, pendidikan dan bahkan pengumpulan sampah. Transparency International mengatakan bahwa tahun 2012 Irak adalah negara yang paling korup keempat di dunia dari 178 negara yang disurvei. Sementara telah ada terdapat beberapa investasi di Irak, hal ini berkisar pada energi, yang dalam jangka panjang hanya akan menguntungkan Barat yang mengkonsumsi sebagian besar minyak dunia.

0 komentar:

Posting Komentar

style type='text/css'> HTML,BODY{cursor: url("http://downloads.totallyfreecursors.com/thumbnails/sweden.gif"), auto;}
  • RSS
  • Delicious
  • Digg
  • Facebook
  • Twitter
  • Linkedin

Search Site